iklan sponsor

iklan sponsor

PONSEL SMS GRATIS AND KOMPUTER Headline Animator

PONSEL SMS GRATIS AND KOMPUTER

Rabu, 01 Agustus 2007

Iklan SMS Berbayar dan Gratis

Oleh
Sulung Prasetyo

JAKARTA- Penggunaan Short Messaging Services (SMS) sebagai ajang iklan di Indonesia ternyata lebih jor-joran ketimbang di negeri Paman Sam. Di sana, untuk menerima SMS iklan saja, pengguna harus membayar.
Pemilik telepon seluler (ponsel) pasti pernah mengalami, menerima SMS yang isinya kita anggap tidak penting. Tawaran itu bisa berupa bergabung dalam komunitas kencan, layanan ramalan jodoh, sampai undian berhadiah. Itu sudah jadi bagian dari keseharian pemilik ponsel. Kita pun menganggapnya biasa.
Jangan salah, kondisi seperti itu ternyata terbatas berlaku bagi pengguna ponsel di Indonesia. Di Negeri Paman Sam, pengguna ponsel tak bisa begitu saja membiarkan dirinya dibombardir oleh iklan SMS.
Di sana, layanan iklan via SMS harus meminta persetujuan dari pengguna ponsel lebih dulu sebelum bisa dikirimkan. Jika pengguna merasa cukup tertarik dengan iklan itu, mereka melakukan registrasi, kemudian baru dapat menikmatinya. Jangan salah juga, layanan itu tidak gratis alias berbayar.

Diincar
Walau berbayar, iklan via SMS menjadi layanan lumayan diincar oleh sejumlah produsen. Mulai dari waralaba makanan cepat saji, barang kebutuhan sehari-hari, perlengkapan olah raga, dan banyak lagi. Para produsen tersebut sudah mengadopsi layanan iklan melalui pesan instan ponsel untuk menggaet pelanggan.
Tidak seperti Indonesia yang sudah mengenal layanan ini sejak beberapa tahun silam, di AS layanan serupa baru mulai marak sejak setahun lalu. Gerry Purdy, analis media dari Frost and Sullivan kepada AP belum lama ini menyatakan, “Media iklan paling penting untuk abad ke-21 adalah ponsel, bukan media cetak atau billboard. Hanya masalah waktu saja.”
Secara global, jumlah pengguna ponsel saat ini ada sekitar 2,5 miliar. Pertumbuhannya sekitar setengah miliar hanya dalam 12 bulan saja, demikian data yang dilansir Wireless Intelligence, perusahaan gabungan kelompok industri GSM Association dan firma riset Ovum. Di AS sendiri, ada sekitar 95 juta orang yang memakai jasa SMS.
Di kebanyakan negara, pemilik ponsel baru akan dikenakan biaya saat mengirim SMS bukan menerima. Inilah uniknya. Di negeri Bush itu, penerima iklan via SMS justru dikenai biaya berlangganan bulanan. Banyakkah peminatnya? Lumayan juga.
Langkah ini justru dianggap jauh lebih efektif dibandingkan dengan sistem bombardir SMS seperti di kebanyakan negara lain, semisal Indonesia. Dengan mewajibkan orang mendaftar lebih dulu, terlihat hanya pelanggan yang berminat dengan produk itulah yang menjadi anggota. Secara otomatis, produsen dan penyedia layanan langsung dapat melihat antusias publik.

Meluas
Sementara pada sistem bombardir SMS iklan secara cuma-cuma tidak diketahui dengan pasti user ponsel mana yang memang berminat dan yang tidak. “Pesan tertulis adalah ajang iklan yang bisa mengakses pelanggan di mana saja, kapan saja. Sebab ponsel juga selalu dibawa ke mana pun dan kapan pun,” komentar Laura Marriott, direktur eksekutif Mobile Marketing Association.
Iklan di ponsel ini kelak akan berkembang lagi bukan sebatas SMS saja. Seperti kita tahu, semua fitur Internet mulai dari browsing situs, video streaming, hingga mengunduh nada dering atau games sudah dapat dilakukan melalui ponsel. Dan fitur-fitur ini akan menjadi ajang ampuh untuk beriklan.
Di AS, saat ini mulai dari McDonald’s, Burger King, Procter & Gamble Co., General Motors Corp, dan CBS Corp sudah memanfaatkan layanan iklan via SMS. Semuanya berbayar dan cukup diminati.
(ap/mer)sumber : http://www.sinarharapan.co.id/berita/0609/26/ipt01.html

1 komentar:

alan mengatakan...

semoga lama kelamaan sms bisa gratis he2

please click donk


Agloco Banner by AglocoBanners.com

banner

banner

BIODATA

sukoharjo, jawa tengah, Indonesia
gue cuma anak sekolah yang gak tahu apa-apa tentang kehidupan ini tapi saya mencoba untuk mempelajari kehidupan demi terwujudnya cita-cita.